Lihatlah gambar di atas. Wah,
terlihat garang dan ganas, ya! Jangan salah, hewan tersebut bukanlah
dinosaurus, melainkan sejenis kadal. Namanya, soa payung.
Soa payung dalam bahasa ilmiah
disebut Chlamydosaurus kingi. Ada pula yang menyebutnya soa layar. Nama yang
diambil dari ciri uniknya, yaitu gelambir kulit yang berada di lehernya.
Gelambir ini menyerupai payung atau layar bila dikembangkan. Biasanya, gelambir
kulit tersebut akan mengembang apabila si kadal ini merasa terganggu, terancam
oleh predator dan untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Di mancanegara, reptil
unik ini tenar dengan nama frilled lizard atau frilled dragon yang berarti
kadal berjumbai.
Sekilas, bentuk tubuh soa payung
mirip kadal. Warna tubuh bagian atas coklat kekuningan dan bagian bawah
berwarna cerah. Jumbai atau payung merupakan kulit tipis berbintik-bintik.
Kulit tipis ini didukung oleh duri panjang tulang rawan yang terhubung ke
tulang rahang. Jumbai bisa mengembang selebar 10 cm. Warna jumbai bervariasi,
ada yang kuning, merah, putih hingga bertutul hitam. Ukuran jumbai sang
pejantan lebih besar dari betina.
Keunikan lainnya adalah ekornya yang
sangat panjang, bisa mencapai 55 cm. Lebih panjag dari ukuran tubuhnya yang
hanya 26 cm. Ekor ini juga digunakan sebagai alat bela diri, yaitu dikibaskan
kearah lawannya.
Soa payung tersebar di daerah
tropis. Reptil ini juga ditemui di hutan Papua. Juga di hutan tropis Australia
hingga Papua Nugini. Soa payung hidup di pohon-pohon. Makanannya adalah
serangga, burung, kadal dan ular kecil.
Sayangnya, reptil unik ini kini
terancam kelestariannya. Keindahan payungnya saat mekar membuat orang tertarik
untuk memeliharanya. Sehingga ia sering diburu untuk dijual sebagai binatang
peliharaan. Kasihan, ya! L
baguss menarik untuk dibaca, thanks infonya !
BalasHapus