Tanaman ciplukan merupakan tumbuhan
perdu yang tumbuh liar di sawah, tegalan, hingga di hutan-hutan. Buah ciplukan
mempunyai nama yang sangat bermacam-macam, yaitu ciplukan (Jawa Tengah),
cenenet atau cecenet (Jawa Barat) dan Nyor-nyoran (Bali). Di Afrika Selatan,
buah ini disebut cape gooseberry. Orang Amerika menyebutnya Inca berry, Aztec
berry, atau Peruvian groundcherry. Nama lainnya yaitu; ras bhari (India) dan
aguaymanto (Peru).
Tinggi pohon ciplukan tak lebih dari
satu meter. Batangnya pendek dan banyak cabangnya. Daun berseling dan berlekuk,
bentuknya bundar memanjang dan berujung lancip. Ukuran panjangnya 3,5 – 10 cm
dengan lebar 2,5 cm. Permukaan atas daun berwarna hijau dan permukaan bawah
hijau muda dan berambut halus.
Bunganya tumbuh dari ketiak daun,
warnanya kekuning-kuningan. Buahnya kecil, bentuknya bulat berdiameter 1 -2 cm.
Buah muda berwarna hijau kekuningan, tetapi bila sudah tua berwarna coklat
dengan rasa asam-asam manis. Buah ciplukan muda dilindungi cangkap (kerudung
penutup buah). Di dalamnya banyak mengandung biji. Jadi bentuknya mirip seperti
tomat tapi berukuran kecil.
Tanah asal buah ciplukan adalah
hutan tropis Amerika Selatan. Buah ini sudah dibudidayakan di Inggris sejak
abad ke-18, dan di Afrika sejak abad ke-19. Sekarang, tanaman ini sudah
menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, ciplukan sering kali
dianggap sebagai tanaman liar dan tidak ada gunanya. Ternyata, di beberapa
Negara ciplukan cukup digemari. Seperti di Perancis, Amerika, Kanada, Korea
Selatan dan Taiwan. Selain di makan sebagai buah segar, ciplukan juga
bermanfaat untuk pengobatan alternatif. Khasiat tanaman ciplukan diantaranya
untuk pengobatan diabetes, sakit paru-paru, menetralkan racun dan mengobati
luka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda dan pergunakanlah kata yang sopan. ^^
Terima kasih atas kunjungannya. ^^